Views:

Pengedaran uang kertas bersambung (uncut banknotes) dilakukan meIalui mekanisme penjualan kepada masyarakat. Dalam penjualan uang kertas bersambung (uncut banknotes), masyarakat dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pada tangga1 29 Oktober 2021, Pemerintah Republik Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Dengan terbitnya UU HPP tersebut, tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) of Indonesia akan mengalami penyesuaian dari semula sebesar 10% (sepuluh persen) menjadi sebesar 11% (sebelas persen). Dalam rangka memenuhi ketentuan perpajakan terkini, Bank Indonesia meIakukan penyesuaian hanga jual uang kertas bersambung (uncut banknotes) dengan daftar penyesuaian sebagai berikut :

Pecahan

Jumlah Bilyet

Per Lembaran

Harga Jual

Sebelum PPN

PPN

(11%)

Harga Jual 

Setelah PPN

Rp. 100.000 2 Rp. 550.000 Rp. 38.500 Rp. 588.500
4 Rp. 1.050.000 Rp. 71.500 Rp. 1.121.500
Rp. 50.000 2 Rp. 350.000 Rp. 27.500 Rp. 377.500
4 Rp. 650.000 Rp. 49.500 Rp. 699.500
Rp. 20.000 2 Rp. 210.000 Rp. 18.700 Rp. 228.700
4 Rp. 370.000 Rp. 31.900 Rp. 401.900
Rp. 10.000 2 Rp. 170.000 Rp. 16.500 Rp. 186.500
4 Rp. 290.000 Rp. 27.500 Rp. 317.500
Rp. 5.000 2 Rp. 150.000 Rp. 15.400 Rp. 165.400
4 Rp. 250.000 Rp. 25.300 Rp. 275.300
Rp. 2000 2 Rp. 100.127 Rp. 10.573 Rp. 110.700
4 Rp. 150.118 Rp. 15.632 Rp. 165.750
Rp. 1000 2 Rp. 80.109 Rp. 8.591 Rp. 88.700
4 Rp. 110.127 Rp. 11.673 Rp. 121.800

Notes : Pembukaan kernbali layanan penjualan uang kertas bersambung (uncut banknotes) kepada masyarakat pada tanggal 27 Juni 2022

Comments (0)